Energi
merupakan suatu kebutuhan vital dalam semua aktifitas kehidupan yang ada
didunia ini. Semakin lama energi yang ada di muka bumi ini, terutama yang
berasal dari fosil semakin lama bukannya malah bertambah tapi akan semakin
menipis.Ditambah lagi pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat,
mempercepat menipisnya cadangan energi fosil yang dimiliki dunia.
Segala usaha telah dilakukan baik itu dengan
melakukan pencarian dan pengeboran sumber-sumber energi fosil yang baru, sampai
program dari pihak pemerintah yang melakukan program penghematan energi secara
nasional.
Selain itu
usaha mengubah energi konvensional (mesin bakar) menjadi energi listrik yang
lebih ramah lingkungan telah banyak dilakukan pula. Sehingga muncul produsen-produsen
listrik baik itu yang dibangun oleh pemerintah ataupun oleh swasta. Tapi yang ada,
banyak dari produsen listrik itu menggunakan bahan bakar fosil dalam operasi
memperoduksi listrik. Dan masih banyaknya masyarakat yang menggunakan mesin
bakar dalam kendaraan yang mereka gunakan. Hal
ini mengakibatkan dampak polusi hasil buangan yang mencemari
lingkungan baik itu air, tanah dan udara.
Teknologi
Fuel cell mencoba menjawab permasalahan yang ada, dengan
memberikan solusi clean technology, dimana proses penghasilan energi listrik
tidak diperoleh dari hasil pembakaran yang dilakukan untuk menggerakkan turbin,
tapi dengan model elektrolisa kimia yang dapat menghasilkan elektron yang dapat
memproduksi energi listrik. Perkembangan
teknologi fuel cell sangat berkembang saat ini mulai teknologi yang paling
sederhana sampai teknologi yang paling tinggi. Yang terbaru dari teknologi
fuel-cell adalah hydrogen
fuel-cell yang sudah
banyak diteliti oleh beberapa peneliti dan sudah banyak diaplikasikan untuk
menggerakkan kendaraan atau fasilitas umum yang ada.
Tiap
jenis fuel cell memiliki segmentasi pasar tersendiri sesuai karakter yang
dimilikinya. Hal ini berdasarkan berdaya yang mampu dihasilkan, konstruksi desain,
kecepatan daya yang dihasilkan (start-up) dan suhu operasionalnya. Pada umumnya
jenis fuel cell yang beroperasi pada suhu rendah (AFC, PEMFC) telah digunakan sumber energi listrik
portabel, perumahan, dan aplikasi transportasi. Berikut adalah beberapa
keunggulan dari teknologi fuel cell pada kendaraan bermotor;
1. Tidak Mengeluarkan Emisi Berbahaya (Zero
Emission)
Sebuah
sistem fuel cell hanya akan mengeluarkan uap air apabila
memakai hidrogen murni. Tetapi ketika memakai hidrogen hasil darireforming hidrokarbon/fosil (misal: batu bara, gas
alam, dll) maka harus dilakukan uji emisi untuk menentukan apakah sistem
tersebut masih dapat dikategorikan zero emission.
Menurut standar yang dikeluarkan United Technologies Corporation (UTC)
pada tahun 2002, maka sebuah sistem fuel cell dapat
dikategorikan zero emission ketika mengeluarkan emisi
pencemar udara yang sangat rendah, dengan kriteria sbb: NOx =< 1 ppm, SO2
=< 1 ppm, CO2 =< 2 ppm.
Tabel
1. Emisi Pencemar Udara dari Jenis-Jenis Fuel Cell (Bluestein,
2002)
Catatan: PEM
(Polimer Electrolyte Membrane), PAFC (Posporic Acid Fuel Cell), SOFC (Solid Oxide Fuel Cell), MCFC (Molten Carbonate Fuel Cell), 1 lb (pon) = 0,45 kg).
Selain itu, sistem ini juga tidak mengeluarkan suara (tidak berisik), kecuali
suara dari beberapa peralatan pendukung seperti pompa, kipas, kompresor, dll.
2.
Efisiensi Tinggi (High efficiency)
Oleh sebab fuel cell tidak menggunakan
proses pembakaran dalam konversi energi, maka efisiensinya tidak dibatasi oleh
batas maksimum temperatur operasional (tidak dibatasi oleh efisiensi siklus
Carnot). Hasilnya, efisiensi konversi energi pada fuel cell melalui reaksi elektrokimia lebih tinggi
dibandingkan efisiensi konversi energi pada mesin kalor (konvensional) yang
melalui reaksi pembakaran.
Gambar
1. Perbandingan Efisiensi Fuel Cell dengan Mesin Konvensional
(micro-vett.it, 09/10/2006)
3.
Cepat Mengikuti Perubahan Pembebanan (Rapid load following)
Fuel
cell memperlihatkan karakteristik yang
baik dalam mengikuti perubahan beban. Sistem Fuel cell yang
menggunakan hidrogen murni dan digunakan pada sebagian besar peralatan mekanik
(misal: motor listrik) memiliki kemampuan untuk merespon perubahan pembebanan
dengan cepat.
4.
Temperatur Operasional Rendah
Sistem fuel cell sangat baik diaplikasikan pada
industri otomotif yang beroperasi pada temperatur rendah. Keuntungannya
adalah fuel cell hanya memerlukan sedikit waktu pemanasan
(warmup time), resiko operasional pada temperatur tinggi
dikurangi, dan efisiensi termodinamik dari reaksi elektrokimia lebih baik.
5.
Reduksi Transformasi Energi
Ketika fuel cell digunakan untuk
menghasilkan energi listrik maka fuel cell hanya membutuhkan sedikit
transformasi energi, yaitu dari energi kimia menjadi energi listrik. Bandingkan
dengan mesin kalor yang harus mengubah energi kimia menjadi energi panas
kemudian menjadi energi mekanik yang akan memutar generator untuk menghasilkan
energi listrik. Fuel cell yang diaplikasikan
untuk menggerakkan motor listrik memiliki jumlah transformasi energi yang sama
dengan mesin kalor, tetapi transformasi energi pada fuel cellmemiliki efisiensi yang lebih tinggi.
Gambar
2. Transformasi Energi Untuk Keluaran Energi Mekanik (micro-vett.it,
09/10/2006)
6.
Waktu Pengisian Hidrogen Singkat
Sistem fuel cell tidak perlu
penyetruman (recharge) layaknya baterai. Tetapi sistem fuel cell harus diisi ulang dengan hidrogen,
dimana prosesnya lebih cepat dibandingkan penyetruman baterai. Selain itu,
baterai tidak dapat dipasang dalam jumlah besar pada mesin otomotif untuk
meningkatkan performance karena akan semakin menambah beban pada kendaraan
tersebut.
Gambar-010
Stasiun Pengisian Hidrogen (Stefan Geiger, 2004)
Sumber : www.kamase.org/?p=174
Tidak ada komentar:
Posting Komentar