Selasa, 22 Oktober 2013

Kemunculan Mobil Hybrid di Indonesia


Kenaikan harga BBM memang menjadi satu hal yang tidak bisa dipungkiri terus terjadi. Seperti diketahui Bahan Bakar Minyak merupakan hasil dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Pemerintah terus berupaya menekan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi. Menggantikan BBM 100 persen dengan sumber lain sebagai bahan bakar kendaraan bermotor memang masih belum efektif bisa diterapkan. Karena itulah Teknologi Hybrid diterapkan. Teknologi Hybrid pada dasarnya menggunakan bahan bakar minyak dan listrik secara bersamaan.

Mobil hybrid bekerja secara komplementer dengan dua buah sumber tenaga yaitu BBM dan listrik. Dengan menggabungkan dua sumber tenaga tersebut konsumsi BBM akan dapat dihemat. Saat gas ditekan, mobil masih bisa melaju dengan motor listriknya hingga 50 km per jam. Mesin bensin baru akan bekerja jika mobil berada di atas kecepatan 50 km/jam atau ketika baterai mobil tersedot habis. Keberadaan mobil hybrid di tanah air bisa dibilang sangat langka, berbeda dengan negara-negara lainnya yakni Jepang dan Malaysia, yang sudah lebih dulu memasuki era mobil hybrid. Pasalnyaharga mobil hybrid ini masih lumayan tinggi untuk konsumen kelas menengah ke bawah, yang masih menjadi kendala utama konsumen di Tanah Air untuk bisa memiliki mobil hybrid.
ada banyak keuntungan yang didapat ketika menggunakan mobil tersebut ;




A. Konsumsi bahan bakar. 
Teknologi mobil hybrid menggabungkan dua buah tenaga dari motor listrik dan mesin bensin yang menggunakan sistem mesin seri serta paralel. Sistem ini mampu secara konstan mengatur rasio tenaga motor bensin atau listrik ke roda, dan mobil dapat digerakkan hanya dengan motor listrik.
Dengan penggabungan seri dan paralel, sistem mesin hybrid menggunakan baterai Ni-MH 201,6 Volt, yang dapat di-charge selama 1,5 jam dengan daya listrik 240 VAC.
Sistem kerja mesin hybrid adalah mesin akan mati saat mobil berhenti, dan akan hidup bila dijalankan dengan menyedot tenaga dari baterai. Akibatnya, asupan bensin sangat irit.
Saat melakukan deselarasi (pengereman), energi tersebut digunakan untuk pengisian baterai, sehingga penggunaan teknologi hybrid dapat berjalan dengan baik, efisien energi, dan ramah lingkungan dengan emisi rendah.


B. Desain model
Mobil hybrid juga tak kalah menawan dengan mobil bensin. Bentuk yang futuristik dan aerodinamis menjadi nilai lebih tersendiri dan yang pasti mampu membetot perhatian orang lain.
Begitu pula dari segi fitur, seperti mode pengemudian, yaitu Eco, EV, dan Power Mode. Pilihan mode itu dapat memudahkan kebutuhan pengemudi ketika ingin mendapatkan performa tinggi, irit bahan bakar, dan pengendaraan menggunakan baterai. 


C. Segi perawatan
Hybrid sebenarnya sama dengan mobil-mobil pada umumnya. Biaya yang dikeluarkan pun sebenarnya sama. Kendaraan biasnya harus diservis di 10.000 km, 20.000 km dan 30.000 km, paling tidak membutuhkan dana sekitar Rp456.400 untuk pembelian suku cadang fast moving.
sedangkan untuk mobil hybrid dana yang dikeluarkan lebih sedikit yakni hanya sekitar Rp812.800.
Karena beberapa keunggulan inilah yang mulai menjadi solusi pemerintah untuk menekan konsumsi bahan bakar bersubsidi sekaligus secara perlahan menggantikan subsidi bbm dengan mobil hybrid, dengan memberikan Insentif kepada Industri Otomotif Yang memproduksi Mobil Hybrid di Indonesia.
Nampaknya, usaha pemerintah mulai memberikan hasil seiring dengan munculnya kreatifitas anak bangsa yang tertarik mempelajari, merakit, bahkan memproduksi mobil hybrid buatan dalam negeri seperti yang dilakukan POLTRAN (Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Tegal) dengan "moly-nya".



Tidak ada komentar:

Posting Komentar